Kota Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang.Zaman dulu barus dikenal sebagai kapur barusnya, dan penghasil rempah-rempah yang diperdagangkan ke arab dan persia.
Kota barus juga dikenal dengan makam papan tingginya, yaitu Makam-Makam Sahabat Nabi di Kota Barus Tapanuli Tengah , yaitu makam makam Syekh Mahmud. Sayangnya, terasa banyak sekali fakta-fakta sejarah yang hilang karena hingga kini kisah sejarah besar itu banyak di abaikan dan butuh upaya penyelamatan dan pelestarian sejarah. Soekarno dengan memugar dan membangun Makam Syeikh Mahmud di Papan Tinggi Kota Barus sebagai upaya penghormatan dan penyelamatan sejarah penting awal masuknya agama Islam di Nusantara.
Bukti bahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara ke Barus adalah ditemukannya makam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah. Makam tersebut terdapat di Makam Mahligai di Barus.
Baru-baru ini Presiden Jokowi mengakui, sudah sudah lama mendengar sejarah Kota Barus. Dimana dalam literatur mumi yang ada di Mesir bisa diawetkan karena pakai kapur Barus. Dan juga ratusan tahun yang lalu peradaban nenek moyang Indonesia telah berhubungan erat dengan saudagar dari Timur Tengah dengan penyebaran agama Islam pertama di Nusantara.
Presiden Jokowi meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus 24/3/2017, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Meski tak berjuluk 'Serambi Makkah', ternyata dari tempat inilah agama Islam masuk ke Nusantara.
Monumen yang memiliki tiga tiang penyangga bola dunia atau tugu ini memiliki filosofi adat batak yang menjadi kearifan lokal masyarakat adalah Adat Dalihan Na Tolu .Dalihan Na Tolu yang berarti tungku yang berkaki tiga merupakan filosofi kedua dalam kehidupan masyarakat Batak esensinya terbagi tiga, yaitu Somba marhula-hula (Tulang), Elek marboru (Boru), dan Manat mardongan tubu (Semarga) yang tentunya memiliki hak dan kewajiban terstruktur dan bersifat tetap.
Somba Marhula-hula merupakan pertama yang bermakna bahwa kita harus menghormati hula-hula kita yang merupakan saudara laki-laki dari pihak istri.
Istilah kedua adalah Elek Marboru yang berarti kelemah-lembutan dalam bersikap terhadap boru perempuan yang merupakan saudara perempuan kita.
Dan istilah ketiga adalah Manat Mardongan Tubu yang berarti bahwa kita harus akur terhadap saudara yang semarga.
Semoga kita tidak melupakan sejarah di Barus Tapteng. Dan masih banyak lagi informasi yang dapat digali lagi dikota barus bertuah ini, tidak kalah dengan cerita sejarahnya namun wisata alamnya juga dapat memanjakan mata wisatawan, Sesekali berkunjunglah keBarus.
Terimakasih, sekian artikel saya
Salam , Doni Aldi L.Tobing